Satu lagi kasus yang sangat menggemparkan yang terjadi kemarin yang melanda bangsa ini. Hapenya ESBEYE kena bajak. Yang salah siapa? Ostrali? Menurut gue nggak juga. Lho... Kok bisa? ya bisa lah.. Ntar gue jelasin atas dasar apa gue bisa ngomong kaya tadi. Ya emang gini nasib negara kita, gak maju-maju! hehe..
Bahkan kabarnya gara-gara kasus kemaren, Indonesia mengirimkan salah satu menterinya ke Ostrali buat protes atas pembajakan yang terjadi. Ya, gak salah juga sih, tapi gimana ya? Coba deh kalian searching di google dengan keyword "GSM Security SANS". bentuknya file pdf. File tersebut berisi tentang GSM standart security. Nah inilah yang mendasari atas apa yang gue omongin tadi. Informasi tersebut tidak rahasia, semua orang dapat membacanya.
Perhatikan pada halaman ke - 6. Pada halaman tersebut tertulis :
Yang gak tau artinya gue tranlate :
Pengkodean Algoritma A5-Saat ini, terdapat beberapa implementasi dari algoritma ini meskipun orang-orang yang paling banyak digunakan adalah A5 / 0, A5 / 1 dan A5 / 2. Alasan perbedaan implementasi ini adalah karena pembatasan ekspor teknologi enkripsi. A5 / 1 adalah yang versi terkuat dan digunakan secara luas di Eropa Barat dan Amerika, sedangkan A5 / 2 umumnya digunakan di Asia. Negara-negara di bawah Sanksi PBB dan negara-negara dunia ketiga tertentu (negara berkembang, termasuk Indonesia) menggunakan A5 / 0, yang tanpa enkripsi.
Nah, seluler di Indonesia masih menggunakan versi A5/0 yang penggunaannya tanpa di enkripsi sehingga data yang dikirim justru mudah untuk dicuri atau dibajak.
Nah.. Kalo udah gini, manusia-manusia IT Indonesia harus berjuang, mengupayakan gimana caranya untuk menyelesaikan kasus pembajakan di atas. Memang tidak mudah, tapi kita harus membuktikan bahwa kita bisa! hehe
0 komentar